USAI sudah pelatihan jurnalistik yang digelar PT Medco E&P Indonesia bekerja sama dengan Tribun Kaltim dan Kompas-Gramedia (KG), selama tiga hari di Kota Tarakan, mulai Selasa (24/11) hingga Kamis (27/11) 2009. Acara ini diadakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan.

"INI luar biasa sekali. Hanya dalam waktu tiga hari diajari menulis, ternyata teman-teman peserta pelatihan jurnalistik, hasil liputan maupun tulisannya tak kalah dengan wartawan yang sudah bekerja bertahun-tahun. Struktur kalimat, logika penulisannya, tata bahasanya, semuanya okey. Saya yakin, lima sampai 10 tahun mendatang kalian akan bisa menjadi penulis-penulis handal yang berasal dari Tarakan dan Nunukan," kata Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Achmad Subechi, di hadapan para peserta.

Mufidah, seorang peserta dari SMAN1 Nunukan, sempat terharu karena ia yang tadinya mengaku malas membaca dan menulis, kedepan berjanji akan lebih rajin lagi setelah mendapatkan pelatihan. "Manfaatnya banyak sekali. Hanya dalam waktu tiga hari, saya mendapatkan berbagai macam ilmu, mulai dari migas hingga jurnalistik. Ilmu-ilmu ini tidak pernah saya dapatkan di sekolah. Ini sangat berharga sekali bagi saya. Karena itu kedepan, saya berharap PT Medco E&P Indonesia dan Kompas Gramedia, menggelar acara yang sama di Nunukan," tuturnya.

Lead of Public Affairs & Security PT Medco E&P Indonesia , Arfiandy Djafaar, merasa bersyukur dan bergembira karena pelatihan jurnalistik kali ini benar-benar berbobot dan bermanfaat buat para pelajar. "Mendengar cerita dari Pak Bechi (Pemred Tribun Kaltim) dan pengakuan Mufidah, saya merasa bersyukur dan bergembira karena target yang kita tentukan hampir 99 persen tercapai. Dengan demikian adik-adik kini sudah bisa memahami apa arti dunia migas buat pemerintahan daerah. Selain itu, palling tidak ilmu yang adik-adik peroleh bisa dibagi-bagikan kepada teman-teman lainnya yang ada di Tarakan dan Nunukan," ungkapnya.

Pada hari terakhir, para peserta yang jumlahnya mencapai 60 orang dan berasal dari SMAN 1, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2, SMA Hang Tuah, SMA Muhammadiyah, SMA Katolik Don Bosco, SMK Panguntaka, SMA Mulawarman, SMA Kristen Tarakan, SMAN 1 Nunukan, SMAN 1 Nunukan Selatan, SMKN 1 Nunukan, SMKN 1 Tarakan dan Madarsah Aliyah Negeri, dibagi menjadi 10 kelompok.

Mereka mendapat tugas meliput berita dengan berbagai macam topik. Diantaranya, membedah prestasi di SMKN2 Tarakan, membuat profil atau sosok guru, menulis feature tentang penjaga sekolah, membedah kantin kejujuran, mengintip bengkel SMKN2 Tarakan, mengamati kantin sekolah, membedah kegiatan esktrakulikuler, mengintip suasana di perpustakaan sekolah, mengamati kondisi bangku-bangku di ruang kelas dan lain-lain.

Sebelum mereka ke lapangan, para peserta mendapat pengarahan dari Achmad Subechi, berikut angle liputan serta materi wawancara. Semua tulisan harus dilengkapi dengan foto. "Bagaimana kalau enggak punya tustel Pak?" "Bisa pakai handphone berkamera," tutur Achmad Subechi.
Selepas dari lapangan, mereka masuk ke ruangan komputer SMKN 2 Tarakan.

Di ruangan itu ada sekitar 30 komputer yang telah disediakan. Hasil penulisan mereka lalu dievaluasi oleh Achmad Subechi. Selain itu, hasil karya mereka diupload ke www.pelajartarakan-nunukan.blogspot.com. "Ini adalah blog kalian yang sengaja kami bikinkan. Semua peserta mendapat pasword dan silakan mengirimkan semua tulisannya ke blog itu. Dengan demikian, kalian mempunyai wahana baru untuk berkomunikasi antara pelajar Tarakan dan Nunukan. Paling penting lagi, dengan menulis kalian akan menjadi cerdas, intelektualnya bertambah karena harus rajin membaca dan karya kalian akan bermanfaat untuk manusia lain," pesan Achmad Subechi.

Sebelum acara berakhir, Danny Andriano Oroh, salah satu peserta dari Tarakan, sempat mengajukan pertanyaan kepada Achmad Subechi mengenai kualitas dunia pendidikan di negeri ini. "Jadi yang paling penting adalah pemerataan pendidikan ya Pak...?" tanyanya.
Selain mendapatkan pelajaran jurnalistik dan pengetahuan tentang migas, mereka juga dapat suntikan dari Elie Mulyadi, motivator anak-anak. Elie memberikan inspirasi dan motivasi melalui cerita mengenai kehidupan, persahabatan dan cita-cita. Ia juga menyinggung apa benefit bagi seorang penulis.

"Karier di masa depan yang bisa digeluti oleh anak-anak adalah ketrampilan menulis. Dengan menulis kalian bisa mendapatkan kepuasan berkarya sekaligus penghasilan dan popularitas. Kharakteristik yang harus dimiliki seorang penulis adalah gigih, berani ditolak, kritis atau punya rasa ingin tahu yang besar dan jujur alias tidak plagiat," tutur wanita yang telah melahirkan karya-karyanya berupa buku-buku psikologi populer. (bec)

Diposting oleh JURNALIS PELAJAR TARAKAN-NUNUKAN Sabtu, 28 November 2009

1 Responses to Tak ada Tustel, HP Berkamera pun Jadi...

  1. mimpi menjadi nyata seperti lagunya gita gutawa
    medco energy salah satu perusahaan minyak di tarakan elah memberi sumbangsihnya terhadap kota ini
    mimpi manjadi seorang penulis dapat terwujud berkat partisipasi dan motivasi dari pikak kompas gramedia
    terima kasih atas bimbingannya
    >>>oki setiawan<<<

     

Posting Komentar

Subscribe here

Visitor

comment


ShoutMix chat widget

Best Momment