ISTILAH Bimbingan Konseling atau yang lebih dikenal dengan BK, sudah tak asing lagi bagi para pelajar. BK identik dengan 'pengadilan' bagi para siswa, terutama mereka yang melanggar disiplin.

Tak ada yang aneh kalau di ruangan BK SMK 2 Tarakan, hanya ada beberapa guru dan sebuah ruang khusus yang di dalamnya seolah menjadi tempat pertemuan tatap muka antara murid dan guru BK. Saat mengikuti pelatihan jurnalistik, kami sempat datang ke ruangan itu dan disambut dengan ramah oleh seorang guru BK bernama Irma Irawan. Kami diajak masuk ke dalam sebuah ruangan yang tertutup, tempat para murid mengkonsultasikan masalahnya.

Untuk mengatasi kenakalan remaja yang sering terjadi di SMK Negeri 2 Tarakan, guru BK sering memakai beberapa metode. Diantaranya:
* Memberi pemahaman kepada siswa–siswi soal kenakalan remaja dan berbagai pelanggaran
* Memberi pencegahan, seperti pengobatan konseling.Pengobatan konseling adalah siswa mengkonsultasikan masalahnya kepada guru BK

Kasus yang sering terjadi di lingkungan SMK Negeri 2 adalah keterlambatan masuk sekolah dan membolos pada saat pelajaran. Sanksi yang diberikan berupa pengurangan poin. Sistem pengurangan poin adalah sistem yang baru diterapkan oleh SMK Negeri 2. Sistem ini memberikan 100 poin buat siswa. Konkritnya, setiap siswa – siswi yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan pengurangan poin hingga poinnya habis.

Metode pendidikan konseling yang diberikan guru BK kepada para pelajar adalah:
* Peringatan kepada siswa yang melanggar peraturan
* Membuat surat pernyataan jika masih tetap melanggar
* Panggilan terhadap orang tua
* Jika siswa tidak mampu merubah sikapnya, siswa akan dikembalikan ke orang tuanya

Seorang siswa yang kami temui mengatakan, para guru BK di SMK Negeri 2 Tarakan, semuanya baik dan bijaksana. Ia mengaku pernah melakukan pelanggaran, seperti terlambat masuk sekolah dan atribut tidak lengkap.

Salah seorang siswa yang bernama Pither menuturkan bahwa di lingkungan SMK Negeri 2 telah menerapkan disiplin yang sangat ketat. “Sekarang di sekolah kami sudah tidak ada lagi siswa yang berani merokok di lingkungan sekolah. Jika ketahuan merokok, siswa dapat dikeluarkan,” kata Piter sambil menambahkan bahwa dulu pernah ada 14 orang siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena berkelahi dengan sesama siswa.

Menurut guru dan siswa yang kami temui, kedisiplinan di SMK Negeri 2 Tarakan sangat ketat sehingga muridnya taat kepada aturan sekolah.

Kelompok 8 :
Agung Kurniawan (SMAN 1 Tarakan)
Asmidar (SMA Muhammadiyah Tarakan)
Maria Rosari (SMK Paguntaka Tarakan)
Siti Hasanah (SMA Mulawarman)
Asmatul Adawiyah (MAN Tarakan)

Diposting oleh JURNALIS PELAJAR TARAKAN-NUNUKAN Sabtu, 28 November 2009

0 komentar

Posting Komentar

Subscribe here

Visitor

comment


ShoutMix chat widget

Best Momment