SESUAI dengan judul dia atas, di balik tampilannya yang sederhana, ternyata ia adalah pemimpin redaksi Tribun Kaltim, koran terbesar di Kalimantan Timur. Aku sama sekali gak nyangka loh. Aku tanya ke teman-teman yang lain, tapi jawaban mereka pun kurang meyakinkan. Karena masih gak percaya, aku putuskan mencari biodata dirinya di mbah google. Heee…eh… ternyata bener. Ia rupanya pemimpin redaksi. “wah, suatu kehormatan nih diajari nulis ama pemimpin redaksi,” ucapku dalam hati.
Kelahiran Malang, 3 Agustus 1964 ini terjun ke dunia jurnalistik sejak 1986. Waw.. lama banget toh… Aku aja belum lahir… Sudah banyak sekali kasus-kasus di negeri ini yang berhasil ia ungkapkan.. Ga bisa disebutin satu-satu.. Banyak banget.
Pada awalnya pelatihan ini terasa membosankan. Tapi, lama kelamaan suasana semakin asyik. Ruangan yang kami tempati semakin terasa hidup. Cara bicaranya yang lucu itu loh yang membuat kami menjadi tidak bosan.
Dengan logat Jawanya yang cukup kental, pria yang akrab disapa Bechi ini memberiku banyak sekali pengetahuan baru dari pelatihan ini. Cukup dalam waktu tiga hari, pelatihan ini bisa merubahku dari Rifqi yang dulunya gak hobi nulis, sekarang jadi ketagihan untuk nulis. Hehehehehhe… Perubahan yang sangat drastis… Ga nyesel deh diajarin nulis ama dia.. Selain orangnya baik, ramah, ia juga selalu membantu kami jika sedang mengalami kesulitan.
Meskipun pelatihan ini sudah selesai. tapi aku terus berharap bisa bertemu lagi dengannya. Berbagi ilmu dengannya. Karena aku sadar, kemampuanku tak sebanding dengannya. Ah, kebanyakan nih kata “dengannya.” hehehhehe… Di omelin ga ya…???
Kalimat yang pernah ia sampaikan kepada kami pun masih teringat jelas di kepalaku. Dan semakin membuat ku bersemangat untuk terus menulis. “INI luar biasa sekali. Hanya dalam waktu tiga hari diajari menulis, ternyata teman-teman peserta pelatihan jurnalistik, hasil liputan maupun tulisannya tak kalah dengan wartawan yang sudah bekerja bertahun-tahun. Struktur kalimat, logika penulisannya, tata bahasanya, semuanya okey. Saya yakin, lima sampai 10 tahun mendatang kalian akan bisa menjadi penulis-penulis handal yang berasal dari Tarakan dan Nunukan.”(rifq)
MENGINTIP kondisi bangku–bangku di SMKN2 Tarakan, cukup mengasyikan. Selain tersusun rapi di ruang belajar, ternyata ada juga bangku yang penuh coretan menggambarkan kisah–kisah mereka sejak sejak awal masuk tahun ajaran baru .
BEBERAPA kisah atau story yang ditulis para pelajar di SMK 2 Tarakan, lebih banyak berupa coretan yang mengungkapkan curahan hatinya. Kami mewawancarai Sri Rahayu, guru IPS kelas 3 yang telah lima tahun menjadi guru. Ia bercerita mengenai kebiasaan siswanya (gemar membuat kata-kata di bangku sekolah). Penyebabnya, mungkin karenakan kenakalan remaja yang telah menjadi fenomena universal.
"Ya... yang namanya anak muda, rasa isengnya pasti juga ada,” tuturnya. Walau ada larangan dan peringatan bagi mereka yang mencoret meja atau kursi, tetap saja kebiasaan itu menjadi budaya.
Hasil pengamatan, di beberapa deret kelas terdapat beberapa kursi lama yang telah diperbaiki dan digunakan kembali. Kata Sri Rahayu, bangku-bangku yang berlebih dapat dipakai lagi oleh para siswa. Dengan sedikit sentuhan dari siswa–siswi bagian teknik produksi, kursi yang berlebih tadi dapat disulap menjadi sebuah kursi panjang. Menurutnya, apabila ada kursi dan meja yang baru, maka kursi dan meja yang lama akan diganti.
Sanksi apa saja yang akan diberikan kepada mereka yang ketahuan mencoret-coret meja dan kursi? “Apabila ada yang ketahuan, maka akan dihukum. Hukuman itu berupa tugas yaitu membersihkan sendiri meja dan kursinya entah dengan cara apa pun.” Tapi ada juga lho pelajar yang suka corat-coret, tapi tidak ketahuan sang guru.
Tak heran bila mereka lebih suka mencoret-coret meja ketimbang mencurahkan pikirannya di atas kertas.
Tri Agus, guru yang mengurusi bagian sarana prasarana menuturkan, pada tahun ini pergantian kursi baru saja dilakukan karena adanya bantuan dari Pemda dan Pemprov setempat. Ia juga menjelaskan adanya pemotongan poin yang akan dilakukan apabila siswa ketahuan melakukan pelanggaran. Sosialisasinya telah jelas, diumumkan setiap upacara hari senin.
"Pikiran anak muda umumnya dituangkan di atas meja, karena saya lihat tidak ada yang bersih itu mejanya di setiap sekolah,” tuturnya. Menurutnya, hal ini sebenarnya wajar mengingat mereka masih muda. Biasanya anak-anak remaja, penuh dengan imajinasi-imajinasi yang keluar dari pikiran mereka. Seharusnya, kemampuan tersebut dicurahkan ketempat yang tepat dan benar, sehingga bernilai positif dan tidak menjadi kontraproduktif seperti saat ini. Penanganan khusus akan dilakukan apabila mereka terbukti dengan sengaja merusak sarana-prasana sekolah.
***
TERNYATA SMKN 2 Tarakan ini juga pernah menerima bantuan berupa kursi dan meja dari SMPN 1 Tarakan. “Dan apabila terdapat kelebihan kursi, maka akan dihibahkan ke sekolah aliansi,” kata Tri Agus.
Yuli dan Riska, murid kelas X jurusan elektronika mengaku bahwa mereka sering mencoret-coret mejanya sendiri untuk mengisi kekosongan waktu. "Soalnya senang aja kalo udah nyoret-nyoret meja,” tuturnya. Walau mereka mendapat teguran, namun keduanya tetap saja menorehkan coretan-coretan ke atas meja.
Tak hanya kedua pelajar itu saja yang telah menghiasi beberapa meja belajar dengan coretan tangannya. Hampir seluruh siswa SMKN 2 Tarakan pernah melakukannya. Menurut pengakuan siswa-siswi di kelas II TKBB, walau ada rasa senang dan puas setelah mencoret-coret meja, tetap saja mereka menyadari bahwa perbuatan yang mereka lakukan masuk dalam katagori tidak baik.
Kelompok 10
Anggota
Eva SMA Don Bosco
Nurmashita SMAN 3 Tarakan
Melita SMA Paguntaka Tarakan
Wesley SMAK Tunas Kasih
PERPUSTAKAAN SMK Negeri 2 Tarakan, merupakan salah satu perpustakaan terbesar ketiga se Kalimantan Timur. Hal itu dibuktikan dengan diperolehnya piagam penghargaan dari Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim. Suasana di perpustakaan ini sangat rapi, teratur, tenang, nyaman, dan enjoy.
Ruangan perpustakaan dilengkapi dengan fasilitas internet untuk mencari data–data atau informasi sesuai dengan kebutuhan para siswa, guru pengajar di SMK Negeri 2 Tarakan.
Menurut Sri Wahyuni, seorang penjaga perpustakaan yang telah bekerja sekitar 10 bulan, perpustakaannya dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang memadai seiring dengan kemajuan teknologi. "Sayangnya, kadangkala ada siswa-siswi yang membuat keributan dan kurang memperhatikan fasilitas yang ada," tutur Sri.
Berdasarkan data yang diperoleh di perpustakaan, hingga bulan Mei jumlah siswa yang datang ke perpustakaan tercatat 154 orang. Sedangkan guru kurang lebih 10 orang. Dari jumlah itu, mereka yang meminjam buku mencapai 121 orang dan guru 10 orang. Jika dikalkulasikan, maka dalam setahun mencapai 4.500 orang .
Salah seorang siswi kelas XI jurusan mesin bernama Miladin Agustini, ia merasa bangga bersekolah di SMKN 2 Tarakan. "Aku bangga memiliki sekolah dengan fasilitas perpustakaan yang memadai dan tertata rapi. Apalagi perpustakaan ini telah mendapatkan piagam penghargaan," tuturnya.
NO | NAMA BUKU | JUMLAH BUKU |
1 | Teks utama | 496 |
2 | Teks penunjang | 489 |
3 | Buku bacaan Umum | 66 |
4 | Buku referensi | 40 |
5 | Terbitan berkala | 5 |
6 | Bahan terekam | 5 |
KOMENTAR SISWA
Syaratnya Bawa Foto
SALAH seorang siswi kelas XI jurusan mesin bernama Miladin Agustini mengaku bahwa dirinya merasa bangga bersekolah di SMKN 2 Tarakan. "Aku bangga memiliki sekolah dengan fasilitas perpustakaan yang memadai dan tertata rapi. Apalagi perpustakaan ini telah mendapatkan piagam penghargaan," tuturnya. Berikut hasil wawancara dengan Miladin.
Apa pendapat kamu mengenai perpustakaan ini?
Saya bangga karena buku–buku yang ada dalam perpustakaan cukup banyak dan sudah lengkap. Dengan adanya kemajuan tekhnologi, kami juga bisa berinternet di sini.
Buku apa yang biasanya kamu baca?
Buku pelajaran dan berbagai novel. Walaupun novel yang ada, terasa masih kurang.
Apa saja syarat untuk meminjam buku di perpustakaan ini?
Ehm…… kalau kami mau meminjam buku harus memiliki kartu perpustakaan dan untuk bisa mendapatkan kartu perpustakaan kami harus mengumpulkan foto 2 x 3 sebanyak tiga lembar
Lebih Suka Ngenet
MENURUT Rahman, siswa kelas XII jurusan otomotif, perpustakaan yang dimiliki SMKN2 Tarakan cukup bagus. Selain itu juga ada fasilitas internetnya, sehingga memudahkan kami dalam mencari bahan atau materi sesuai dengan tugas yang diberikab oleh guru. Berikut hasil wawancaranya:
Apa yang kamu lakukan, jika berada di ruang perpustakaan?
Kalau saya ngenet aja. Saya jarang baca–baca buku di perpustakaan ini
Kalau lagi internet, apa saja yang kamu cari?
Ehm, saya biasanya browsing dan mencari materi tentang jurusan saya saja.
Apa respon dari petugas perpustakaan saat kamu masuk ke ruangan itu?
Tergantung, tapi lebih banyak galaknya, he... he... he…...
Kelompok 9
Jamaluddin dari SMAN 2 Tarakan
- ?
- ?
- ?
ISTILAH Bimbingan Konseling atau yang lebih dikenal dengan BK, sudah tak asing lagi bagi para pelajar. BK identik dengan 'pengadilan' bagi para siswa, terutama mereka yang melanggar disiplin.
Tak ada yang aneh kalau di ruangan BK SMK 2 Tarakan, hanya ada beberapa guru dan sebuah ruang khusus yang di dalamnya seolah menjadi tempat pertemuan tatap muka antara murid dan guru BK. Saat mengikuti pelatihan jurnalistik, kami sempat datang ke ruangan itu dan disambut dengan ramah oleh seorang guru BK bernama Irma Irawan. Kami diajak masuk ke dalam sebuah ruangan yang tertutup, tempat para murid mengkonsultasikan masalahnya.
Untuk mengatasi kenakalan remaja yang sering terjadi di SMK Negeri 2 Tarakan, guru BK sering memakai beberapa metode. Diantaranya:
* Memberi pemahaman kepada siswa–siswi soal kenakalan remaja dan berbagai pelanggaran
* Memberi pencegahan, seperti pengobatan konseling.Pengobatan konseling adalah siswa mengkonsultasikan masalahnya kepada guru BK
Kasus yang sering terjadi di lingkungan SMK Negeri 2 adalah keterlambatan masuk sekolah dan membolos pada saat pelajaran. Sanksi yang diberikan berupa pengurangan poin. Sistem pengurangan poin adalah sistem yang baru diterapkan oleh SMK Negeri 2. Sistem ini memberikan 100 poin buat siswa. Konkritnya, setiap siswa – siswi yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan pengurangan poin hingga poinnya habis.
Metode pendidikan konseling yang diberikan guru BK kepada para pelajar adalah:
* Peringatan kepada siswa yang melanggar peraturan
* Membuat surat pernyataan jika masih tetap melanggar
* Panggilan terhadap orang tua
* Jika siswa tidak mampu merubah sikapnya, siswa akan dikembalikan ke orang tuanya
Seorang siswa yang kami temui mengatakan, para guru BK di SMK Negeri 2 Tarakan, semuanya baik dan bijaksana. Ia mengaku pernah melakukan pelanggaran, seperti terlambat masuk sekolah dan atribut tidak lengkap.
Salah seorang siswa yang bernama Pither menuturkan bahwa di lingkungan SMK Negeri 2 telah menerapkan disiplin yang sangat ketat. “Sekarang di sekolah kami sudah tidak ada lagi siswa yang berani merokok di lingkungan sekolah. Jika ketahuan merokok, siswa dapat dikeluarkan,” kata Piter sambil menambahkan bahwa dulu pernah ada 14 orang siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena berkelahi dengan sesama siswa.
Menurut guru dan siswa yang kami temui, kedisiplinan di SMK Negeri 2 Tarakan sangat ketat sehingga muridnya taat kepada aturan sekolah.
Kelompok 8 :
Agung Kurniawan (SMAN 1 Tarakan)
Asmidar (SMA Muhammadiyah Tarakan)
Maria Rosari (SMK Paguntaka Tarakan)
Siti Hasanah (SMA Mulawarman)
Asmatul Adawiyah (MAN Tarakan)
HEBOH lagu Cobaan Cinta (album kompilasi Nuansa Hati) yang telah beredar di kalangan pelajar sebelum dilaunching, membuat Igloow Band (Jakarta) semakin percaya diri. Band ini terbilang masih hijau, berdiri 20 April 2009. Walau begitu, mereka telah menciptakan beberapa buah lagu. Setidaknya ada sepuluh lagu andalan yang siap dilempar ke pasar. Satu diantaranya adalah lagu berjudul Cobaan Cinta yang masuk dalam album kompilasi Nuansa Hati, hasil garapan Esye Music Production (EMC) bekerja sama dengan Alfa Record (PT Alfa Kreasi Tama).
Igloow diperkuat pelajar SMAN 90 Muhammad Fikri Ghozali/Fikri (vokal), Hikmat Herlambang/Hikmat (bass, mahasiswa Universitas Mercubuana), Syahrizal Achmad/Ijal (gitar 2/SMAN 32), Buyung Abiyan/Biyan (lead gitar/SMAN 29), Muhammad Iffan Triyandanu/ Iffan (drum/SMAN 70). Dalam beberapa pekan terakhir, para personil Igloow, sibuk latihan di Esye Music Studio, Jl Melati Raya (RC Veteran) Komplek Hanurata No B1 Bintaro, Jakarta Selatan. Selama ini Igloow sudah beberapa kali mengikuti festival dan pentas seni seperti B'core, LA Light Music Festival dan lain-lain.
"Awalnya band kami ini bernama Disket. Di tengah perjalanan kami ubah namanya menjadi Igloow yang artinya rumah mini, kayak rumahnya orang eskimo. Maknanya, kami ingin menunjukan bahwa segala sesuatu itu harus dimulai dari bawah atau yang kecil, sebelum menjadi besar. Ini dinamakan proses. Saya mohon doanya, semoga lagu kami nanti bisa diterima masyarakat luas," tutur Ijal, salah satu pemain Igloow Band yang dipercaya rekan-rekannya sebagai koordinator.
Igloow didirikan hanya sekedar iseng-iseng, buat mengisi kekosongan waktu para personilnya. Mereka rajin latihan di kawasan Bintaro. Berkat kejelian Ame Ichma, biasa dipanggil Bang Ame, Igloow akhirnya diorbitkan. Penampilannya sederhana. Dibalik kesederhanaan itu, Bang Ame, pria asal Pacet, Cipanas, Puncak, Jawa Barat, cukup visioner dan jeli dalam melihat talent anak-anak muda. Nama Bang Ame, cukup dikenal sejumlah musisi di negeri ini.
Sehari-hari ia mangkal di markas Esye Music Production (eMp), mengelola studio di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Suatu hari, Bang Ame sempat ngomel kepada sekelompok anak-anak muda yang sedang latihan di studio. "Masak snare drum bisa jebol. Saya enggak tahu gimana tuh cara mereka memukul drum sehingga snare drumnya rusak," kenangnya.
Sejak peristiwa itu, hubungan antara Bang Ame dengan anak-anak muda itu bukannya renggang, melainkan semakin akrab. "Usut punya usut, nama band mereka adalah Igloow. Sejak saat itu, saya selalu memperhatikan mereka setiap kali berlatih. Suatu hari, saya tertarik mendengarkan lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Saya tanya, apakah lagu itu ciptaan mereka? Para personil Igloow mengamininya," ungkapnya.
Setelah beberapa kali latihan, Bang Ame, semakin penasaran, lebih-lebih ketika mendengarkan lagu Cobaan Cinta yang dinyanyikan Igloow. "Saya berpikir dalam hati, lagu ini kalau dipoles bisa meledak di pasaran. Tapi gimana ya caranya? Hari itu, lagu mereka saya rekam kemudian saya tunjukan ke teman-teman musisi. Katanya, sih lagu itu okey. Nah, sejak saat itu mereka saya tawari agar Igloow masuk dapur rekaman," tuturnya.
Hari terus berjalan. Para personil Igloow semakin serius latihan. Lebih-lebih setelah masuknya Bayu (keyboard), anak muda dari Cipanas yang punya jam terbang cukup lumayan di dunia musik.
Dalam beberapa bulan, akhirnya mereka berhasil menyelesaikan rekaman. Bahkan, lagu mereka sudah masuk dalam RBT. "Begitu mendengar masuk RBT dan ketika saya cek memang ada, hari itu juga saya langsung sujud syukur. Saya merasa bahagia bahwa mereka yang tadinya biasa-biasa saja, ternyata mampu juga eksis di dunia musik Indonesia. Saya berharap Igloow menjadi band yang mampu mengukir sejarah dan punya nama di kemudian hari. Mengapa tidak? Segala sesuatu yang tadinya tidak mungkin, kalau diseriusi akhirnya menjadi mungkin kan. Itulah yang sedang saya lakukan buat Igloow. Dan masuknya lagu Igloow di RBT, menjadi hadiah ulang tahun saya pada hari itu," jelas Bang Ame. (bec)
DARI enam orang personil Igloow, ada satu pemain yang masih berusia 14 tahun. Namanya, Syahrizal Achmad. Ia biasa dipanggil Ijal. Mengenal musik sejak duduk di bangku SMP. Maklum, sang ayah yang doyan main musik, sejak awal sudah menyediakan berbagai macam alat-alat musik kepada anak-anaknya. Mulai dari piano, organ, gitar, biola, drum hingga bas.
"Tadinya saya sih enggak begitu tertarik dengan musik. Belakangan saya mulai menyukainya karena Papa saya mengatakan bahwa dulu dirinya bisa kuliah juga berkat skill bermain gitar. Dengan memiliki ketrampilan bermain musik, paling tidak kita sudah menang selangkah. Artinya apa, misalnya kalau terjadi sesuatu, kata Papa, saya sudah bisa mandiri," ungkap Ijal yang kini duduk di bangku sekolah SMAN 32 Jakarta.
Sejak itu, Ijal mulai melirik gitar. Sang ayah, hanya sesekali mengajarinya memetik gitar. Keinginan Ijal mendalami dunia musik, diikuti juga oleh kakak kandungnya, Buyung Abiyan. Biyan --panggilan akrabnya-- juga ikut memperkuat barisan Igloow. Pria macho itu, lebih serius dari adiknya kalau belajar musik. Kini kedua kakak beradik itu masih sibuk mengikuti kursus di sekolah musik Gesang, di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan.
Ijal sendiri agak maju mundur untuk belajar gitar. Buktinya, baru beberapa bulan kursus, ia minta berhenti. Bahkan, sang guru Bang Zul, sempat menghubungi orang tuanya agar Ijal kembali melanjutkan kursusnya. "Sayang kalau tidak dilanjutkan. Dia punya talenta bermain musik," pesan sang guru. Sebaliknya kakaknya, Buyung Abiyan, amat rajin mengikuti kursus gitar. "Untuk melodi rock, saya sudah pada level mahir. Meski begitu, saya kini ambil yang klasik. Jadi ya dari nol lagi, enggak apa-apa," tutur Buyung Abiyan.
Walau putus di tengah jalan, namun Ijal tak mau tinggal diam. Berbagai software berisi program-program gitar. Ia juga rajin membeli buku tentang musik. "Saya memilih otodidak saja," katanya merendah. Hasilnya, dalam Lagu Cobaan Cinta, melodinya tak hanya diisi oleh Biyan, tetapi juga diperkuat hasil petikan jemari Ijal. Kini, Ijal, mulai melirik alat musik lain. Hampir setahun, ia kursus drum di sekolah yang sama. (bec)
SABTU (14/11) malam lalu, sebanyak 12 band yang masuk dalam album kompilasi Nuansa Hati, garapan Esye Music Corp, entitas baru di industri musik Indonesia melalui Esye Music Production (eMp), berlaga di Pasar Festival, Kuningan, Jakarta. Launching album Nuansa Hati kali ini, digeber bersama dengan acara peresmian pembentukan Esye Music Production (eMp).
Mereka yang tampil adalah The Mummy dengan hits Maafkan Aku Cinta, Maestro Band (Jakarta) Yakinkan, The SIN (Jakarta) dengan Rasakan Perih, Igloow (Jakarta) Cobaan Cinta, Nazta Band (Madiun) Takkan Terganti, Diana (Jakarta) Bintang, Kazinama Band (Jakarta) Tak ingin Pura-Pura, Olivir Band (Bangka-Belitung) Kuingin Cinta, Interval Band (Cianjur-Sukabumi) Maaf, D’vega Band (Jakarta) Sudahlah, Vhillo Band (Jakarta) Aku Mampu Dapatkan Cintamu dan The Red (Bogor) Bila Kau Kembali.
Album kompilasi Nuansa Hati dinyatakan lolos penentuan kode RBT untuk seluruh operator telepon seluler melalui seleksi ketat PT Triyakom selaku content providers. Alfa Record mendistribusikan CD dan sample lagu ke 625 radio di tanah air, dan seluruh toko CD serta kaset di Indonesia. "Acara launching album kompilasi Nuansa Hati kali ini berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang kita harapakan," kata Riza Nur Akbar, produser album kompilasi Nuansa Hati.
Album ini bisa sukses berkat dukungan dari berbagai pihak, baik dari para band-band peserta, Popo (Music Arranger), Alfiansyah (Alfa Record Major Label), Atta (Video Klip Director), Achmad Subechi (Pemred Tribun Kaltim) dan Sari (PT Triyakom). Peserta kompilasi berjumlah 12 band. Alirannya sangat beragam. Secara musikalitas satu sama lain berbeda jenis musiknya, maupun warna kedaerahan.
Dari 12 kelompok musik yang kemarin tampil, ada satu pendatang baru yang seluruh pemainnya didominasi pelajar SLTA. Namanya Igloow, dengan lagu Cobaan Cinta. Sebelum album itu dilaunching, Cobaan Cinta ternyata sudah bocor di tangan para pelajar di Jakarta. Lagu itu beredar luas dari handphone ke handphone melalui bluetooth.
Sedangkan Maestro menyajikan karya musikalitas dengan sentuhan aliran musik ber-gendre pop rock. “Kami berharap lagu tersebut dapat memberikan warna baru di khazanah musik Indonesia, dan dapat diterima oleh para pecinta musik di Indonesia. Dan alhamdulillah, lagu yang akan kami launching hari ini, sudah mendapat tempat di hati para pendengarnya. Indikatornya, peminat terhadap lagu kami bisa terlihat dari jumah mereka yang mendownload buat RBT. Karena itu lagu Yakinkan akan menjadi gaco atau lagu andalan kami, sebelum album lainnya kami luncurkan," tutur Safree, leader dari Maestro Band.
Selain itu ada juga The Mummy. Perpaduan antara unsur pop mellow dipadukan sound modern yang diusung dan dibalut dengan midi loop techno, semakin memperkuat lagu Maafkan Aku Cinta. Keunikan lainnya yang bisa mendongkrak nilai jual band ini adalah terletak pada vokalisnya. Selain memiliki suara yang khas, dan aksi panggung yang berani dan fenomenal, sang vokalis ternyata masih berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Departemen Keuangan RI.
-jauh hari sebelum acara launching digeber, lagu Cobaan Cinta yang diambil dari album kompilasi Nuansa Hati, sempat bikin heboh pelajar di Jakarta. Lagu itu sudah bocor di tangan para pelajar dan beredar luas dari handphone ke handphone melalui bluetooth. (bec)
SEKOLAH SMKN 2 Tarakan beralamat di Jalan Aki Balak RT 12 nomor 49 Tarakan, memiliki beberapa bangunan yang berdiri kokoh. Bangunan-bangunan itu terdiri dari ruang teori, ruang praktek, ruang guru, dan masih banyak lagi. Seluruh ruangan yang ada dibangun berdasarkan jurusan-jurusan di sekolah ini.
Siswa-siswi SMKN 2 Tarakan, selain menjalani proses belajar mengajar, mereka juga mengikuti berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler. Mereka boleh memilih atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan bakat, minat, dan kemauan masing-masing siswa.
Misalnya, cabang olahraga, seni, dan kepemimpinan. Selama ini para siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut. Untuk cabang olahraga terdiri dari sepak bola/futsal, voly, basket, takraw, karate dan silat. Prestasi yang berhasil didulang lumayan banyak. Hal itu diakui Rahman, Koordinator Olahraga di SMK N 2 Tarakan.
Rahman bertempat tinggal di Jalan Ladang Sawah Lunto RT 08 nomor 49, telah bekerja di SMKN2 Tarakan, sejak tujuh bulan lalu. Walau begitu, ia telah dipercaya menjadi pembina cabang olahraga yang ada.
Syahrizal, pria yang duduk di bangku kelas 3 TGB (Teknik Gambar Bangunan) SMKN 2 Tarakan mengaku, memilih ekstra kurikuler basket. Biasanya olahraga basket latihannya dua kali dalam seminggu di Pemkot atau di lapangan SMKN 2 Tarakan. Posisinya sebagai forward/gard. Prestasi yang telah diraih, juara tiga tingkat pelajar dan juara tiga Borneo Cup.
Di bidang kepemimpinan dibagi menjadi tiga bagian, PMR, Pramuka dan OSIS. Untuk bidang PMR dibina Seri Siswanti SPd. Menurut Livi Karnelita dan Rita Iskandar, dua siswa SMK N 2 Tarakan, anggota PMR berjumlah sekitar 40 orang dan pernah mengikuti lomba Jumbira dan lomba PRS. Prestasinya cukup memuaskan, masuk daam peringkat satu.
Suasana ruangan PMR, cukup tertata rapi. Ada ranjang bersprei kain putih dan di atasnya terdapat satu bantal. Ruangan itu dilengkapi dengan tirai. Di ruangan itu ada kipas angin yang berdiri di sebelah ranjang dan obat-obatan yang lumayan lengkap. Harapan anggota PMR agar ruang UKS diperbesar, kasur perlu diganti, dan yang lebih penting lagi adalah setiap anggota PMR dapat aktif dalam melakukan kegiatan.
Dibidang kepemimpinan yang lain adalah Pramuka, binaan Nuraini. Biasanya anggota Pramuka melakukan latihan dua kali seminggu. Pelatihannya dilakukan di SMKN 2 Tarakan. Hal itu ditegaskan oleh salah satu anggota Pramuka, M Syahdan. Ia juga telah meraih juara satu gerak jalan yang diadakan Walikota Tarakan. "Mudah-mudahan kegiatan pramuka ini semakin berkembang terutama di sekolahku,” harapnya.
Untuk seni tari, para siswa diajarkan tari Jepen, binaan Herman dan Ishak Badarudin. Kesenian tari Jepen rutin diajarkan dua kali dalam seminggu yang diadakan di ruang pertemuan. ‘’Kegiatan ini juga telah meraih juara tiga tingkat pelajar di sekolah,’’ ungkap Arif dan Indira.
Dari semua ekstrakurikuler yang ada di SMK N 2 Tarakan yang paling diminati dan cukup berprestasi ialah ekstra kurikuler dalam bidang olahraga khususnya sepak bola/ futsal. Maklum, semua siswa SMKN 2 Tarakan sangat aktif dan antusias dalam mengikuti setiap ekstra kurikuler yang mereka minati.
Kelompok 7:
Fitriani SMK N 1 Tarakan
Ririk Riba SMK N 2 Tarakan
Dede Puji S Madrasah Aliyah Negeri Tarakan
Fenny Nelson SMA Kristen Tunas Kasih Tarakan
Diana SMA Mulawarman
Fanytha libra K SMA N 1 Nunukan
Selain itu, terbatasnya lapangan pekerjaan menjadi penyebab utama meningkatnya angka pengangguran. Menurut data yang ada, hingga Februari 2008 angka pengangguran di Indonesia mencapai 9,39 juta. Salah satu penyebabnya, diantaranya menyangkut kualitas pendidikan yang ada di perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Orientasi PTN dan PTS yang awalnya keningkatkan kecerdasan bangsa, mulai bergeser kepada bisnis oriented. Akibatnya, lulusan perguruan tinggi, belum siap pakai.
Sungguh ironis, negara yang memiliiki begitu banyak Sumber Daya Alam (SDA) masih belum mampu menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Akibat kesalahan struktural negara dalam memanage negeri ini, menjadikan masyarakat semakin panik, terutama dalam menghidupi kebutuhan keluarganya. Berbagai macam cara dilakukan demi sesuap nasi.
Misalnya, perdagangan orang (PO) kini menjadi pekerjaan yang dilirik sebagian masyarakat untuk dapat memperpanjang umur. Di Indonesia masalah ini menjadi momok yang belum juga dapat terselesaikan, sekalipun undang-undang mengenai perdagangan orang telah dikeluarkan. Faktanya, berbagai macam kasus masih saja mencuat ke permukaan, karena undang-undang tak memberikan efek jera bagi pelakunya.
Nunukan sebagai daerah perbatasan antara Indonesia-Malayasia, menjadikan daerah ini sebagai saksi bisu terjadinya perdagangan manusia. Masalah yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), sudah tidak dapat ditolerir . Mengapa? Manusia memiliki anugerah paling terbesar yang diberikan Sang Maha Pencipta. Harkat dan martabat. Harkat dan martabat masing-masing manusia harus dijaga dan dihormati, sehingga anugerah itu tak tercabut dari akarnya.
Fakta atau realitas sosial yang terjadi di Nunukan, menjadi beban berat bagi pemerintah daerah. Segala upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan, seperti lahirnya peraturan daerah untuk menanggulangi trafficking, tersedianya dana untuk penganggulangan korban perdangan orang dan masih banyak lagi upaya pemerintah daerah dalam mengantisipasi terjadinya kasus semacam itu.
Selain pemerintah daerah Kabupaten Nunukan, salah satu lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli terhadap masalah perdagangan orang adalah LSM HIPERPRO (Himpunan Perempuan Produktif). Sebagai bentuk kepedulianya, LSM ini memiliki tiga agenda utama dalam menangani masalah perdagangan orang yaitu pencegahan, penanggulangan korban dan reintegrasi korban.
Bentuk pencegahan yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi-sosialisasi seperti penyebaran lifleat, penyebaran informasi via radio, talk show, penyuluhan langsung ke organisasi-organisasi wanita dan monitoring kasus.
Lembaga Swadaya Masyarakat bekerja sama dengan pemerintah daerah Kabupaten Nunukan dan organisasi internasional ICMC juga melakukan penempatan sementara kepada korban perdagangan orang, sebelum mereka dipulangkan ke daerah asal dan merujuk ke RS bila Si korban membutuhkan pengobatan. Itu adalah sebagaian bentuk penanggulangan HIPERPRO terhadap para korban.
Siapa saja yang menjadi korban? "Kejahatan perdagangan orang di Kabupaten Nunukan, sampai saat ini tidak ditemukan masyarakat setempat yang terindikasi trafficking. Namun trafficking yang terjadi pada sebagian besar masyarakat pendatang berstatus TKI atau buruh migrant yang datang dari luar pulau Nunukan ke Malaysia,” ujar Ny Suarni SH, Ketua LSM HIPERPRO Kabupaten Nunukan. (mufidah)
USAI sudah pelatihan jurnalistik yang digelar PT Medco E&P Indonesia bekerja sama dengan Tribun Kaltim dan Kompas-Gramedia (KG), selama tiga hari di Kota Tarakan, mulai Selasa (24/11) hingga Kamis (27/11) 2009. Acara ini diadakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan.
"INI luar biasa sekali. Hanya dalam waktu tiga hari diajari menulis, ternyata teman-teman peserta pelatihan jurnalistik, hasil liputan maupun tulisannya tak kalah dengan wartawan yang sudah bekerja bertahun-tahun. Struktur kalimat, logika penulisannya, tata bahasanya, semuanya okey. Saya yakin, lima sampai 10 tahun mendatang kalian akan bisa menjadi penulis-penulis handal yang berasal dari Tarakan dan Nunukan," kata Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Achmad Subechi, di hadapan para peserta.
Mufidah, seorang peserta dari SMAN1 Nunukan, sempat terharu karena ia yang tadinya mengaku malas membaca dan menulis, kedepan berjanji akan lebih rajin lagi setelah mendapatkan pelatihan. "Manfaatnya banyak sekali. Hanya dalam waktu tiga hari, saya mendapatkan berbagai macam ilmu, mulai dari migas hingga jurnalistik. Ilmu-ilmu ini tidak pernah saya dapatkan di sekolah. Ini sangat berharga sekali bagi saya. Karena itu kedepan, saya berharap PT Medco E&P Indonesia dan Kompas Gramedia, menggelar acara yang sama di Nunukan," tuturnya.
Lead of Public Affairs & Security PT Medco E&P Indonesia , Arfiandy Djafaar, merasa bersyukur dan bergembira karena pelatihan jurnalistik kali ini benar-benar berbobot dan bermanfaat buat para pelajar. "Mendengar cerita dari Pak Bechi (Pemred Tribun Kaltim) dan pengakuan Mufidah, saya merasa bersyukur dan bergembira karena target yang kita tentukan hampir 99 persen tercapai. Dengan demikian adik-adik kini sudah bisa memahami apa arti dunia migas buat pemerintahan daerah. Selain itu, palling tidak ilmu yang adik-adik peroleh bisa dibagi-bagikan kepada teman-teman lainnya yang ada di Tarakan dan Nunukan," ungkapnya.
Pada hari terakhir, para peserta yang jumlahnya mencapai 60 orang dan berasal dari SMAN 1, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2, SMA Hang Tuah, SMA Muhammadiyah, SMA Katolik Don Bosco, SMK Panguntaka, SMA Mulawarman, SMA Kristen Tarakan, SMAN 1 Nunukan, SMAN 1 Nunukan Selatan, SMKN 1 Nunukan, SMKN 1 Tarakan dan Madarsah Aliyah Negeri, dibagi menjadi 10 kelompok.
Mereka mendapat tugas meliput berita dengan berbagai macam topik. Diantaranya, membedah prestasi di SMKN2 Tarakan, membuat profil atau sosok guru, menulis feature tentang penjaga sekolah, membedah kantin kejujuran, mengintip bengkel SMKN2 Tarakan, mengamati kantin sekolah, membedah kegiatan esktrakulikuler, mengintip suasana di perpustakaan sekolah, mengamati kondisi bangku-bangku di ruang kelas dan lain-lain.
Sebelum mereka ke lapangan, para peserta mendapat pengarahan dari Achmad Subechi, berikut angle liputan serta materi wawancara. Semua tulisan harus dilengkapi dengan foto. "Bagaimana kalau enggak punya tustel Pak?" "Bisa pakai handphone berkamera," tutur Achmad Subechi.
Selepas dari lapangan, mereka masuk ke ruangan komputer SMKN 2 Tarakan.
Di ruangan itu ada sekitar 30 komputer yang telah disediakan. Hasil penulisan mereka lalu dievaluasi oleh Achmad Subechi. Selain itu, hasil karya mereka diupload ke www.pelajartarakan-nunukan.blogspot.com. "Ini adalah blog kalian yang sengaja kami bikinkan. Semua peserta mendapat pasword dan silakan mengirimkan semua tulisannya ke blog itu. Dengan demikian, kalian mempunyai wahana baru untuk berkomunikasi antara pelajar Tarakan dan Nunukan. Paling penting lagi, dengan menulis kalian akan menjadi cerdas, intelektualnya bertambah karena harus rajin membaca dan karya kalian akan bermanfaat untuk manusia lain," pesan Achmad Subechi.
Sebelum acara berakhir, Danny Andriano Oroh, salah satu peserta dari Tarakan, sempat mengajukan pertanyaan kepada Achmad Subechi mengenai kualitas dunia pendidikan di negeri ini. "Jadi yang paling penting adalah pemerataan pendidikan ya Pak...?" tanyanya.
Selain mendapatkan pelajaran jurnalistik dan pengetahuan tentang migas, mereka juga dapat suntikan dari Elie Mulyadi, motivator anak-anak. Elie memberikan inspirasi dan motivasi melalui cerita mengenai kehidupan, persahabatan dan cita-cita. Ia juga menyinggung apa benefit bagi seorang penulis.
"Karier di masa depan yang bisa digeluti oleh anak-anak adalah ketrampilan menulis. Dengan menulis kalian bisa mendapatkan kepuasan berkarya sekaligus penghasilan dan popularitas. Kharakteristik yang harus dimiliki seorang penulis adalah gigih, berani ditolak, kritis atau punya rasa ingin tahu yang besar dan jujur alias tidak plagiat," tutur wanita yang telah melahirkan karya-karyanya berupa buku-buku psikologi populer. (bec)
KAMIS, 26 November 2009. Disela-sela acara pelatihan jurnalistik yang diadakan PT Medco E&P Indonesia bekerja sama dengan Tribun Kaltim dan Kompas-GraSMKN 2 Tarakan.
SEKILAS dari kejauhan, bangunan kantin SMKN 2 Tarakan tampak seperti ruangan biasa. Tidak ada ciri-ciri khusus yang menandakan bahwa bangunan itu adalah sebuah tempat mengisi perut. Ketika kali pertama, memasuki ruangan itu muncul kesan, kantin ini tidak terlalu terawat.
Kaca-kaca yang terdapat di ruangan kantin tidak terawat dengan baik. Buktinya, ada yang berdebu, bahkan ada pula yang hilang. Cat dinding ruangan juga mulai kusam. Celakanya lagi, bekas-bekas kaki dan makanan-makanan yang tumpah, seakan membentumedia (KG), kami mendapat tugas mengintip kantin k sebuah gugusan pulau.
Plafon-plafonnya juga sudah mulai lepas akibat tetesan-tetesan air dari cela-cela atap yang bocor. Di ruangan kantin terdapat tiga warna kursi. Setiap pemilik kantin memiliki warna kursi yang berbeda-beda. Seperti kantin sebelah kanan dari pintu masuk, kursinya berwarna biru, kantin bagian tengah kursinya warna merah, dan kantin sebelah kiri dari pintu masuk, kursinya berwarna hijau.
Dari sekian kursi yang ada, ada beberapa kursi yang terlihat sudah tidak layak pakai. Belum lagi kipas angin berjumlah tiga, terkesan jarang sekali dirawat atau dibersihkan. Debu-debu tebal melekat pada baling-baling kipas.
Belum lagi kalau bicara soal tempat sampah. Jumlah kotak sampahnya kurang mencukupi, sehingga pengunjung yang kali pertama datang ke kantin itu sedikit kebingungan mencari tempat sampah.
Awalnya kantin SMKN 2 Tarakan, terletak di samping ruang koperasi. Berdiri dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Kemudian karena adanya pengembangan sekolah, kantin tersebut dipindahkan di belakang gedung perpustakaan dan multimedia. Bangunan lama kantin saat ini dijadikan ruangan TI. Bangunan kantin mulai dioperasikan sejak tahun 2007.
Bangunan ini dibangun oleh kontraktor dan sampai saat ini pihak kontraktor tersebut juga ikut mengelolah kantin tersebut. Kantin ini ditempati tiga pedagang makanan dan minuman, salah satunya Ny Suharto. Ia sudah berdagang makanan di kantin tersebut sejak tahun 2003. Dulu, ketika masih berjualan di kantin yang lama, Ny Suharto tidak hanya melayani para siswa, tetapi juga melayani 115 orang guru SMKN 2 Tarakan.
“Biaya kontrak di kantin ini Rp 12 juta per tahun,” kata Ny Suharto. Menu yang di sediakan di kantinnya berupa soto, nasi kuning, mie, pop ice, extrajos, teh sisri, dan gorengan. Harga menu tertinggi Rp 6.000 dan terendah Rp 500. "Keuntung kotor yang kami dapat ya tergantung harinya. Kadang pada hari Senin kami dapat Rp 1.400.000. Semmentara pada hari lainnya biasanya dapat keuntungan kurang lebih Rp 500 ribu sampau Rp 1,2 juta," tuturnya.
Wanita itu berharap, agar fasilitas dan kebersihan kantin lebih diperhatikan. Seperti dinding. Ia menginginkan agar dinding kantin dicat setiap tiga bulan sekali dan ruangannya kantin diperbesar.
Salah satu siswi juga memberikan pendapat yang sama. Ia ingin kebersihan kantin lebih tingkatkan dan juga ruangan kantin diperbanyak. Dari menu-menu yang disediakan, menu yang lebih disukai salah Arsya, siswi SMKN 2 Tarakan jurusan kayu adalah adalah mie. Selain harganya murah, mie juga menjadi makanan favoritnya.
Kelompok 6
Ketua: Oki Setiawan
Anggota:
Frisca Della
Lindu Asmoro
Sandra Dewi Suherman
Uji Astika
Andi Ira Fazira
Aku baru saja menerima untuk kesekian kalinya sebuah kiriman kisah tentang besarnya kasih seorang ibu kepada anak-anaknya, aku termenung..Ya, aku tau ibunda sangat mengasihiku dengan semua pengorbanan yang tidak terbantahkan..
Tapi bagaimana dengan ayahku ? Beberapa hari terakhir ini aku merindukannya teramat sangat, dalam kerinduanku seringkali aku mengembalikan ingatanku pada 2, 5 bahkan 12 tahun yang lalu..
Aku masih ingat dengan baik bagaimana ayah menemani aku bermain di Kebun Binatang Surabaya, membelikan ku sebuah bola balon berlapis plastik warna-warni lalu memainkannya bersamaan. Sebelum pulang, hampir tidak pernah lupa ia mengabadikan ku dalam kamera sakunya. Itu 12 tahun yang lalu..
Aku juga kangen melihatnya marah dan menakut-nakutiku dengan sabuk kulitnya setiap kali aku enggan menyelesaikan tugas-tugas sekolahku.. Ah, aku tau ayah hanya menakut-nakutiku karena nyatanya tidak pernah sekalipun sabuk kulit itu mengenai tubuhku..
Satu lagi kerinduan yang menari-nari dalam ingatanku, bagaimana cara ayah memanjakanku dan menuntaskan ngambekku *smile*.. Dari kecil aku memang ngambekan, ga heran kalau ayah jadi hapal betul cara menyelesaikan ngambekku. Hmm.. Aku masih ingat dengan baik caranya yang selalu menenangkan dan membuat ngambekku sembuh. tapi sekarang aku orangnya sabaran loh.. hhehehe... Sebuah sudut di pesisir pantai Amal mengembalikan ingatanku betapa ayah selalu berusaha memenuhi keinginanku, setidak penting apapun itu dimatanya. Kebahagiaanku dan senyumku tampaknya lebih penting dari apapun juga baginya, bahkan jika harus menguras seluruh isi dompetnya demi sebuah jam tangan yang sebenarnya tidak terlalu harus aku beli apalagi dengan alasan menambah koleksi. Ah aku memang bandel hehe.. Beruntung sekali aku memiliki ayah sesabar ayahku..
Itu hanya sekelumit saja, ya sekelumit kenangan manis yang mampu kubagi. Sesungguhnya ada ribuan bahkan jutaan kisah lagi yang ingin aku tulis untuk menuntaskan rinduku, tapi aku tau rinduku tidak akan pernah tuntas karena aku tidak akan pernah lagi menjadi putra kecil yang dimanjakannya.. Aku putra dewasanya yang walaupun masih tetap manja harus menjalani hari-hari tanpa kehadirannya disisiku.. dan aku tau, sangat tau bahwa dalam doa-doanya ayah tidak akan pernah lupa menyebut namaku.. Aku tau dalam keterbatasan ruang dan waktu yang memisahkan kami, ayah selalu memintakan yang terbaik bagiku.. Dan aku juga tau, dalam keheningannya ayah juga pasti merindukan aku...
I ♥ u Dad, miss u very much...(rifQ)
Wajah-wajah asing mulai bermunculan dari gerbang depan menuju ruangan multimedia tempat pelatihan jurnalistik berlangsung. Tiap sekolah yang diundang dari Tarakan dan Nunukan mengirimkan masing-masing empat siswa terbaiknya.
Walau tidak saling mengenal, keinginan yang tinggi dalam bidang jurnalistik dapat mempersatukan kami semua.
Acara ini berlangsung selama tiga hari, dimana hari pertama dan kedua merupakan hari pemberian materi jurnalistik dan hari ketiga kami langsung terjun ke lapangan untuk praktek. Awalnya kami saling jaim ( jaga image ) namun akhirnya muncul juga sifat dan karakternya yang mencairkan suasana yang begitu dingin saat permulaan. Sebut saja Answar, yang kami juluki sebagai "Pa'le sampah", adayang kami juluki "Ronaldo" dan ada juga Helena yang dijuluki " Ibu Presiden ". semuanya bermula di sesi motivasi yang disampaikan oleh Kak Elie, seorang penulis yang cukup ternama di Indonesia.
Dari saat itulah kekompakan kami ber-8 ( yang difoto ) bermula, awalnya kami hanya bercanda kecil-kecilan namun akhirnya dapat membuat satu ruangan geger, termasuk para pembicara. Sebut saja Dani siswa SMK 1 Tarakan kamera digitalnya sampai-sampai disita oleh Kak Elie saat kami bernarsis ria dibelakang.
Tidak hanya ilmu yang didapat dalam pelatihan ini, namun tentu saja teman dan bahkan sahabat baru yang selama ini kami tidak kenal. Oh iya, kami belum mengenalkan diri kami sendiri, dari sebelah kiri atas ada Fenny Nelson (SMAK Tunas Kasih), Destri Mariana (SMAK Tunas Kasih), Samuel (SMAK Tunas Kasih), Answar (SMAN 2 Tarakan), ditengah ada Jamaaludin (SMAN 2 Tarakan), Dari kiri Wesley (SMAK Tunas Kasih), Orlando (SMA Don Bosco Tarakan), dan terakhir Frisca Della (SMAN 2 Tarakan).
Mungkin sekian laporan jurnalistik sederhana kami, kami harap pelatihan ini dapat berlanjut dan tetap sukses. And jangan lupa.. Stay PD ya...
(By : Wesley)
PAGI itu butiran hujan membasahi seantero Tarakan. Suasana gerimis mengiringi langkah anggota kelompok 5 pelatihan jurnalistik yang diadakan PT Medco E&P Indonesia bekerja sama dengan Tribun Kaltim dan Kompas-Gramedia (KG). Mereka hendak melakukan wawancara dengan para pelajar di bengkel Belmo.
Tepat pukul 09.00 Wita, kami memulai perjalan dari bengkel otomotif. Di dalam bengkel yang besar itu ada 245 siswa dari tiga jurusan. Mereka terlihat sangat semangat dalam membongkar mesin-mesin. Menurut salah satu siswa X Ma 1, mereka masuk bengkel dua minggu sekali. Untuk siswa kelas X lebih memahami teori. Walau begitu mereka tetap melakukan praktek. Sedangkan kelas XI, mereka diajari memahami praktek merawat, memperbaiki dan memeriksa alat mesin mobil dan motor.
Terdapat tiga bidang keahlian di dalam dunia otomotif, listrik, charsis (body), dan engine. Dalam pelajaran listrik lebih ditekankan dengan mempelajari terangnya lampu, cara menyambung lampu dari aki sehingga bisa nyala (lampu mobil/motor, letting mobil dan motor).
Pelajaran tentang bodi lebih mengarah kepada kelas XI tentang bongkar pasang body mobil dan motor. Engine lebih mengarah kepada kelas XII yaitu over role (bongkar habis mesin). Adapun fasilitas yang tersedia yaitu mobil, motor , komperesor, hidrolik press, donggkrak, carlift, dan power steering.
“Saya merasa senang berada dibengkel ini karena selain fasilitasnya yang lengkap, tiga kelas bergabung menjadi satu dalam satu bengkel. Walaupun dibagi menjadi beberapa bidang, di sini kami selalu saling membantu dan kerja sama adalah hal yang selalu kami jaga sehingga tidak ada yang membeda-bedakan,” tutur salah satu siswa otomotif.
****
MASIH dalam suasana hujan, siswa bimbingan Patahani sedang mengecharge baterai atau aki, membongkar pasang mesin, dan membersihkan lantai bengkel. Pada hari Senin dan Sabtu, mereka melakukan teknik motor. Kemarin, suasana di ruang tersebut agak ramai dengan kesibukan para siswa yang sedang melakukan kegiatan.
Setiap langkah kami selalu mendengarkan gemuruhnya suara mesin yang begitu keras. Dengan cahaya las yang mengejutkan dan menyilaukan mata. Setelah itu langkah kami bergerak menuju ke bengkel instalasi listrik. Kami melihat anak-anak berbaju biru.
Mereka mengambar diagram tunggal, diagram ganda, rekapitulasi daya dengan didukung berbagai macam fasilitas yang lengkap seperti mesin ragum, mesin bor listrik, gerinda, tembaga, obeng, dan tang kombinasi dan banyak lagi yang lainnya. Ternyata bengkel listrik ini tediri dari 38 siswa. Menurut salah satu siswa kelas X "Kami hanya belajar teorinya saja sehingga kami lebih menguasai materi saat praktek kelas XI nanti."
Setelah menelusuri bengkel listrik, kami menuju bengkel Teknik Pemesinan Logam. Di bengkel ini terdapat tiga bidang yaitu teknik las, dan teknik mesin. Menurut Waka Humas SMK Negeri 2 Tarakan Suharto, bengkel ini dilengkapi dengan fasilitas seperti mesin bubut, press, dan lab CNC.
Mesin CNC merupakan mesin terbaru dan tercanggih di Kalimantan Utara. Mesin ini bekerja dengan menggunakan sistem komputerisasi yang datanya bisa dikirim melalui bluethoot atau kabel sehingga dapat dikerjakan oleh mesin tersebut.
Dengan dukungan peralatan yang canggih, siswa SMKNi 2 Tarakan yang melakukan praktek di bengkel tidak lagi memerlukan tenaga yang cukup banyak. Mereka hanya menggunakan otak, dan lebih banyak belajar cara menjalankan alat-alat yang sudah ada. Masih banyak bengkel lain yang biasa disingkat Belmo yaitu bangunan, electronica, listrik, mesin dan otomotif.
Sedangkan untuk bangunan, mereka mempelajari cara membuat pondasi rumah gedung dan lainnya. Kebanyakan mereka yang melakukan kegiatan tersebut adalah siswa kelas XII. Sedangkan untuk bagian kayu, mereka lebih mengarah kepada pembuatan meja dan kursi. Perjalanan ini sungguh indah dan kami namakan jalan-jalan ke bengkel Belmo...
Nama Kelompok 5
1. Wahyuli R
2. Helena W
3. Samuel J
4. Jumiati
5. Kiki F
6. Gentrudis
TARAKAN-Baru-baru ini Pemerintah Kota Tarakan bekerja sama dengan Kejaksaan Tinggi dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengadakan Program Kantin Kejujuran di SD, SMP, SMA/SMK dan sederajat. Salah satunya di SMK Negeri 2 Tarakan.
Irawan, seorang guru Bimbingan Konseling (BK) mengatakan, "Kantin Kejujuran ini dibuat untuk melatih integritas siswa-siswi di SMK Negeri 2 Tarakan, dan untuk memutus atau menghilangkan generasi korup.”
Biaya yang diberikan dari ketiga instansi pemerintah tersebut sebesar Rp 3.000.000. Dana sebesar itu digunakan untuk membeli berbagai macam makanan dan minuman yang bermanfaat seperti air dalam kemasan, dan berbagai macam makanan ringan. Kantin Kejujuran ini dikelola sepenuhnya oleh OSIS dan dibantu bagian Kesiswaan serta guru BK. Keuntungan yang diperoleh dari kantin kejujuran akan digunakan untuk memperbesar kantin.
Nurliana selaku Wakil Ketua Osis SMKN 2 Tarakan menuturkan, "Keuntungan yang kami peroleh berkisar antara Rp 10.000-Rp.17.000/minggu. Keuntungan ini kami gunakan untuk menutupi kerugian untuk membeli produk dan memperbesar Kantin Kejujuran," tuturnya.
Untuk menguji integritas para pelajar, ia mengusulkan di lokasi Kantin Kejujuran tak perlu ada CCTV. “Sebaiknya di Kantin Kejujuran tidak dipasang kamera pengawas, karena siswa akan merasa diawasi sehingga membuat siswa merasa tidak nyaman saat berbelanja,” ujar Cassidy Pablo siswa kelas dua jurusan Teknik Informatika (TI). Beberapa murid lainnya seperti Janwar, Milladin dan Tuhaiwin juga mengatakan hal yang sama. Mereka berharap supaya barang yang dijual dilengkapi alat-alat tulis dan frozen untuk minuman dingin.
Kelompok 4
Ketua : Dani A.O
Sekretaris : Maria
Anggota :
Answar
Sumiyati
Destri
Vivi
SEKOLAH Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Tarakan, dikenal sebagai sekolah terluas di Kota Tarakan. Arealnya mencapai sekitar lima hektar dan diatasnya terdapat sejumlah bangunan yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar para siswa.
SAAT ini jumlah siswa di SMKN 2 mencapai 1.170 pelajar. Program keahlian yang dapat diambil, antara lain departemen bangunan yang diaplikasikan menjadi tekhnik gambar bangunan, tekhnik konstruksi kayu, dan tekhnik kontruksi batu beton. Sedangkan departemen mesin diaplikasikan menjadi tiga jurusan, tekhnik mesin otomotif, tekhnik mesin perkakas, dan tekhnik alat berat. Ada juga departemen informatika, departemen listrik, dan departemen elektronika.
Dengan adanya beberapa fasilitas yang ada di SMKN 2 Tarakan, maka sistem pengamanan lebih diperketat. Saat ini pihak pengelola sekolah menempatkan tiga penjaga atau petugas keamanan yang dibagi dalam tiga shift, pagi, siang, dan malam. Salah seorang penjaganya bernama Tri Supardi. Ditemui wartawan pelatihan jurnalistik, 26 November 2009, di lingkungan SMKN 2 Tarakan, lelaki itu berdomisili di Jalan Purnabakti Gang Melati Kp. 1 tepatnya di Perumahan Pabri.
Pria separuh baya ini memiliki empat orang anak. Anak sulungnya sudah berkeluarga. Dua orang anak lainnya masih dalam proses pernikahan. Sedangkan si bungsu masih duduk di bangku sekolah.
Sudah dua tahun terakhir ia mengabdi di SMKN 2 Tarakan. Berbagai macam suka dan duka pun telah dilewatinya. Di usianya yang terbilang senja, ia masih saja menjalankan tugas-tugasnya demi keamanan di lingkungan sekolah.
***
SEKILAS raut wajahnya amat menyeramkan. Dibalik itu, ternyata Tri Supardi merupakan sosok yang baik hati dan perhatian kepada siswa dan orang-orang di dekatnya. Meski ia harus dihadapkan dengan berbagai macam karakteristik siswa yang berbeda-beda. Kejadian yang pernah ia temui di SMKN 2 Tarakan, misalnya adanya kasus pencurian helm dan kehilangan handphone. Menurut pengakuannya, ada beberapa siswa yang diberhentikan karena terlibat dalam kasus tersebut. Dengan adanya kejadian itu, ia bertanggung jawab sepenuhnya dalam menjaga lingkungan di sekolahnya.
Gaji yang diperolehnya hanya Rp 600.000 dari sekolah dan dari ada insentif dari pemerintah sebesar Rp 400.000 yang ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Kalo bisa gaji saya dinaikkan.” Sebuah harapan besar Tri Supardi. Akankah?
Kelompok III
1. Marlina SMKN 2 Tarakan
2. Yuni Siswati SMKN 1 Nunukan
3. Qosdha. R SMAN 1 Nusa
4. Rezky Wahyuningsih MAN Tarakan
5. Windyka Shagara SMAN 2 Tarakan
6. Harjo Solaika SMA Muhammadiyah Tarakan
USAI sudah pelatihan jurnalistik yang digelar PT Medco E&P Indonesia bekerja sama dengan Tribun Kaltim dan Kompas-Gramedia (KG), selama tiga hari di Kota Tarakan, mulai Selasa (24/11) hingga Kamis (27/11) 2009. Acara ini diadakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan.
"INI luar biasa sekali. Hanya dalam waktu tiga hari diajari menulis, ternyata teman-teman peserta pelatihan jurnalistik, hasil liputan maupun tulisannya tak kalah dengan wartawan yang sudah bekerja bertahun-tahun. Struktur kalimat, logika penulisannya, tata bahasanya, semuanya okey. Saya yakin, lima sampai 10 tahun mendatang kalian akan bisa menjadi penulis-penulis handal yang berasal dari Tarakan dan Nunukan," kata Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Achmad Subechi, di hadapan para peserta.
Mufidah, seorang peserta dari SMAN1 Nunukan, sempat terharu karena ia yang tadinya mengaku malas membaca dan menulis, kedepan berjanji akan lebih rajin lagi setelah mendapatkan pelatihan. "Manfaatnya banyak sekali. Hanya dalam waktu tiga hari, saya mendapatkan berbagai macam ilmu, mulai dari migas hingga jurnalistik. Ilmu-ilmu ini tidak pernah saya dapatkan di sekolah. Ini sangat berharga sekali bagi saya. Karena itu kedepan, saya berharap PT Medco E&P Indonesia dan Kompas Gramedia, menggelar acara yang sama di Nunukan," tuturnya.
Lead of Public Affairs & Security PT Medco E&P Indonesia , Arfiandy Djafaar, merasa bersyukur dan bergembira karena pelatihan jurnalistik kali ini benar-benar berbobot dan bermanfaat buat para pelajar. "Mendengar cerita dari Pak Bechi (Pemred Tribun Kaltim) dan pengakuan Mufidah, saya merasa bersyukur dan bergembira karena target yang kita tentukan hampir 99 persen tercapai. Dengan demikian adik-adik kini sudah bisa memahami apa arti dunia migas buat pemerintahan daerah. Selain itu, palling tidak ilmu yang adik-adik peroleh bisa dibagi-bagikan kepada teman-teman lainnya yang ada di Tarakan dan Nunukan," ungkapnya.
Pada hari terakhir, para peserta yang jumlahnya mencapai 60 orang dan berasal dari SMAN 1, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2, SMA Hang Tuah, SMA Muhammadiyah, SMA Katolik Don Bosco, SMK Panguntaka, SMA Mulawarman, SMA Kristen Tarakan, SMAN 1 Nunukan, SMAN 1 Nunukan Selatan, SMKN 1 Nunukan, SMKN 1 Tarakan dan Madarsah Aliyah Negeri, dibagi menjadi 10 kelompok.
Mereka mendapat tugas meliput berita dengan berbagai macam topik. Diantaranya, membedah prestasi di SMKN2 Tarakan, membuat profil atau sosok guru, menulis feature tentang penjaga sekolah, membedah kantin kejujuran, mengintip bengkel SMKN2 Tarakan, mengamati kantin sekolah, membedah kegiatan esktrakulikuler, mengintip suasana di perpustakaan sekolah, mengamati kondisi bangku-bangku di ruang kelas dan lain-lain.
Sebelum mereka ke lapangan, para peserta mendapat pengarahan dari Achmad Subechi, berikut angle liputan serta materi wawancara. Semua tulisan harus dilengkapi dengan foto. "Bagaimana kalau enggak punya tustel Pak?" "Bisa pakai handphone berkamera," tutur Achmad Subechi.
Selepas dari lapangan, mereka masuk ke ruangan komputer SMKN 2 Tarakan.
Di ruangan itu ada sekitar 30 komputer yang telah disediakan. Hasil penulisan mereka lalu dievaluasi oleh Achmad Subechi. Selain itu, hasil karya mereka diupload ke www.pelajartarakan-nunukan.blogspot.com. "Ini adalah blog kalian yang sengaja kami bikinkan. Semua peserta mendapat pasword dan silakan mengirimkan semua tulisannya ke blog itu. Dengan demikian, kalian mempunyai wahana baru untuk berkomunikasi antara pelajar Tarakan dan Nunukan. Paling penting lagi, dengan menulis kalian akan menjadi cerdas, intelektualnya bertambah karena harus rajin membaca dan karya kalian akan bermanfaat untuk manusia lain," pesan Achmad Subechi.
Sebelum acara berakhir, Danny Andriano Oroh, salah satu peserta dari Tarakan, sempat mengajukan pertanyaan kepada Achmad Subechi mengenai kualitas dunia pendidikan di negeri ini. "Jadi yang paling penting adalah pemerataan pendidikan ya Pak...?" tanyanya.
Selain mendapatkan pelajaran jurnalistik dan pengetahuan tentang migas, mereka juga dapat suntikan dari Elie Mulyadi, motivator anak-anak. Elie memberikan inspirasi dan motivasi melalui cerita mengenai kehidupan, persahabatan dan cita-cita. Ia juga menyinggung apa benefit bagi seorang penulis.
"Karier di masa depan yang bisa digeluti oleh anak-anak adalah ketrampilan menulis. Dengan menulis kalian bisa mendapatkan kepuasan berkarya sekaligus penghasilan dan popularitas. Kharakteristik yang harus dimiliki seorang penulis adalah gigih, berani ditolak, kritis atau punya rasa ingin tahu yang besar dan jujur alias tidak plagiat," tutur wanita yang telah melahirkan karya-karyanya berupa buku-buku psikologi populer. (bec)
SUDAH lama sekali aku ga pernah nulis di blog. Begitu mau nulis, eh malah bingung mau nulis apa. Jari-jari tangan mulai terasa kaku. Ide-ide pun tak kunjung datang. Meskipun sebenarnya ga perlu ide sih buat nulis sesuatu. Tapi kali ini aku coba untuk ngembaliin kebiasaan lamaku.
Tak pernah sekalipun terlintas di pikiranku untuk mengikuti kegiatan pelatihan penulisan. Maklum, aku tidak terlalu suka menulis. Karena menurutku, menulis itu membosankan dan hanya buang-buang waktu saja. Lagi pula, apa sih manfaatnya menjadi seorang penulis? Namun, apa yang kupikirkan itu ternyata salah. Menulis bukanlah suatu kegiatan yang membosankan. Justru dengan menulis kita bisa membuktikan kepada dunia bahwa kita itu ada.
Di pagi yang dingin itu, terdengar suara bel berbunyi. Para siswa berlarian masuk ke kelas untuk menimba ilmu. Saat itu, aku dan teman-temanku lainnya berbaris di lapangan mengikuti pelajaran olahraga. Tiba-tiba, q dikejutkan oleh sebuah surat dispensasi dari kepala sekolah. “Wah.. surat apa ini?” tanyaku pada Rizky, peserta pelatihan penulisan perwakilan SMK N 2 Tarakan. Ternyata, ia pun tidak mengetahuinya. “Aku juga gak tau nih,” ujar Rizky.
Kami yang ditunjuk sebagai wakil dari SMK N 2 Tarakan pun bergegas menuju ke tempat acara itu diadakan. “Wah.. rame banget yang datang,” ujarku. Hal itu membuat kami berdua semakin kebingungan. Tak seorang pun yang memberitahu kami tentang acara ini. “Sebenarnya ini pelatihan apa sih? Kok kita yang dipilih. Ga ada kesepakatan lagi, uughht..” keluh ku. Dengan penuh penasaran, kami putuskan untuk masuk ke ruangan yang telah disediakan.
Setelah beberapa menit menunggu di dalam, acara pun di mulai. Acara yang diadakan oleh PT Medco E&P, bekerja sama dengan Kompas Gramedia dan Tribun Kaltim ini diikuti sekitar 60 pelajar dari 15 sekolah yang ada di Tarakan maupun Nunukan. Acara ini berlangsung selama tiga hari. Yang diadakan di gedung multimedia SMK N 2 Tarakan dari tanggal 24-26 Nopember 2009.
“Hoaaccchhh.... ngantuk,” kataku. Maklum, sambutan-sambutan yang disampaikan saat itu membuatku merasa bosan. “Cepatlah selesai, aku ngantuk tuh nah..” ucapku dalam hati. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya acara pelatihan penulisan ini pun resmi dibuka.
Di hari pertama, ternyata hanya dua siswa saja yang ditunjuk untuk mewakili sekolahku. Setelah berdiskusi, kami putuskan di hari pertama siswa yang mengikuti pelatihan ini diwakili oleh Marlina dan Ririk.
Di hari kedua, giliranku untuk mewakili sekolah dalam acara ini. Kali ini, tidak hanya pelajar dari Tarakan saja yang hadir. Para siswa dari Nunukan pun tak mau ketinggalan untuk berpartisipasi. Tak lama kemudian acara pun dimulai.
Acara ini diisi dengan sesi mengenai jurnalistik dan fenomena Citizen Journalism, yang disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Achmad Subechi. Sesi berikutnya, mengenal dunia foto, dengan menghadirkan pembicara dari Tribun Kaltim, M Wikan.
Berbagai macam pertanyaan pun dilontarkan para peserta. Hal inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh tim dari Tribun Kaltim. Aku yang saat itu sedang dalam kondisi yang kurang fit, mencoba untuk tetap mengikuti pelatihan ini. “Aduuhh.... lamanya juga ni selesai. Sakit semua badanku eh. Encok gak lama nih,” keluhku. Maklum, seluruh peserta harus duduk di lantai.
Acara kemudian dilanjutkan oleh Elie Mulyadi. Wanita yang melahirkan karya-karyanya berupa buku-buku psikologis ini sempat memberikan motivasi dan inspirasi melalui cerita mengenai persahabatan, kehidupan dan cita-cita. Ia pun menceritakan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang penulis. “Kharateristik yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah gigih, berani ditolak, jujur, dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat,” tuturnya.
Hari semakin sore, pelajaran hari ini pun akhirnya selesai. Kami pun bergegas pulang untuk istirahat. Karena keesokan harinya, kami akan dilatih untuk terjun ke lapangan.
Pada hari terakhir, seluruh peserta dikumpulkan dalam satu ruangan. Para peserta yang jumlahnya sekitar 60 orang dan berasal dari SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2, SMA Muhammadiyah, SMA Don Bosco, SMA Hang Tuah, SMA Paguntaka, SMA Mulawarman, SMA Tunas kasih, MAN, SMAN 1 Nunukan, dan SMKN 1 Nunukan, dibagi menjadi 10 kelompok.
Kami ditugaskan untuk meliput berita sesuai topik yang telah ditentukan oleh panitia. Sebelum turun kelapangan, para peserta diberi pengarahan dari Achmad Subechi. Waktu yang diberikan untuk melaksanakan wawancara pun cukup panjang.
Setelah selesai di lapangan, kami diarahkan untuk masuk ke ruang komputer. Di ruangan itu terdapat sekitar 30 komputer yang telah disediakan untuk mengetik hasil wawancara yang telah kami lakukan. Kemudian, tulisan yang telah kami buat akan dievaluasi oleh Achmad Subechi. Selain itu, Ia pun membuatkan sebuah blog. “Ini adalah blog kalian yang sengaja saya buat. Silahkan kirim semua tulisan kalian ke blog ini. Dengan demikian, kalian memiliki wahana baru untuk terus berkomunikasi antara pelajar tarakan dan Nunukan. Dengan menulis, kalian akan menjadi cerdas dan semoga karya kalian bermanfaat untuk orang lain,” pesan Achmad Subechi.
Mufidah, peserta dari SMAN 1 Nunukan mengaku terharu karena bisa mengikuti pelatihan ini. Ia pun berharap PT Medco E&P Indonesia dan Kompas Gramedia menggelar acara yang sama di Nunukan. Hal yang sama juga aku rasakan. Aku berharap kegiatan seperti ini terus diadakan. Tidak hanya di Tarakan dan Nunukan saja, melainkan seluruh Indonesia. Setelah acara pelatihan resmi berakhir. Seluruh peserta mengadakan foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Sedih? Yah, itulah yang kurasakan saat pelatihan ini berakhir. Hanya dengan waktu tiga hari saja, aku bisa mendapatkan pengalaman baru yang tak pernah aku bayangkan. Selain itu, dari acara ini aku pun mendapatkan sahabat-sahabat baru. Baik yang berasal dari Tarakan maupun Nunukan. Rasa letih, capek, dan lesu yang kurasakan selama mengikuti kegiatan ini tak sebanding dengan ilmu yang ku dapatkan. Namun, dengan berakhirnya acara ini, q merasakan ada sesuatu yang hilang. Kebersamaan kita terasa terlalu cepat. Kalau disuruh milih, mungkin aku akan memilih untuk terus mengikuti pelatihan ini. Tapi aku sadar, kita juga masih memiliki tugas yang harus kita selesaikan. Semoga dengan diadakannya acara ini, kita bisa melahirkan karya-karya kita dan membuktikan kalau kita ada. Terima kasih ku ucapkan untuk PT Medco E&P dan Kompas Gramedia yang telah mengadakan acara seperti ini. Untuk teman-teman baru ku, AKU SENANG BISA KENAL DENGAN KALIAN.(rifqi)
Sekolah Menengah Atas Negeri Satu Tarakan adalah salah satu sekolah favorite di Kota Tarakan. Sekolah yang terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara ini sudah tidak asing lagi di telinga. Mendapat predikat sekolah unggulan membuat pihak SMA Negeri 1 Tarakan ini terus berbenah.
Mulai tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 1 Tarakan melaksanakan program RSBI dan diharapkan pada tahun 2011 dapat mencapai SBI sesuai target nasional. Seiring dengan upaya untuk mencapai SBI, SMA Negeri 1 Tarakan pada tahun 2008/2009 telah bekerja maksimal untuk perbaikan sistem managemen yang pada akhirnya pada 15 desember 2008 SMA Negeri 1 Tarakan berhasil memperoleh sertifikat iso 9001:2000 yang dikeluarkan PT TUV Nord Indonesia.
Untuk menuju sekolah bertaraf internasional salah satu hal yang harus dipenuhi yaitu adanya kemitraan dengan sekolah unggul dari negara OEDC ataupun negara industri maju lainnya. Saat ini SMA Negeri 1 Tarakan telah melaksanakan kerja sama dengan sekolah unggulan di dalam dan luar negeri (Singapore dan China).
Selain aspek managemen dan kerjasama dengan sekolah unggulan, hal terpenting bagi sekolah yang menuju SBI adalah menjadikan sekolah berbasis ITC (information, technologies, and communication). SMA Negeri 1 Tarakan berupaya menjadikan sekolah berbasis ITC sejak tahun 2005. Salah satu perwujudannya dengan mengeluarkan program berbasis ITC yaitu, Smansata Community Service (scs), Paket Aplikasi Sekolah (pas), e-Documen, e-Learning, dan e-Personal. Semua paket ITC tersebut disusun di dalam sebuah website SMAN 1 Tarakan.
Sekolah yang juga sering disebut SMANSATA ini mempunyai sebuah website sendiri yang mandiri yaitu sman1-trk.sch.id. Dengan memiliki server sendiri yang memudahkan dalam pengembangan website. Website SMA Negeri 1 Tarakan ini murni buatan siswa/siswi SMA Negeri 1 Tarakan. Tidak hanya sekedar teory tetapi siswa/siswi SMA Negeri 1 Tarakan telah membuktikan kemampuan mereka dalam pembuatan website sendiri. Siswa/siswi pengurus website ini tergabung dalam team website sman 1 tarakan.
Team website di sman1 tarakan ini memiliki sebuah organisasi yaitu Website Revolusionary Community piARCY. Didirikan sejak tahun 2009 yang dipelopory oleh ani pissa. Team website SMAN 1 Tarakan ini telah memperoleh berbagai prestasi yang membanggakan yaitu masuk dalam salah satu website terbaik tingkat nasional. Juara pertama, kedua dan ketiga sekaligus juara umum dalam ajang it kontes yang diadakan knpi. Website SMA Negeri 1 Tarakan ini juga memperolah pujian dari pihak Direktorat Jakarta.
“Website SMA Negeri 1 Tarakan merupan satu-satunya website sekolah dengan managemen kelas internasional di Republik ini”, ungkap rahmat yang berasal dari Direktorat Jakarta yang bertugas sebagai peninjau sekolah berstandar internasional. Sdr. Rahmat juga memberikan aplaus kepada team website SMA Negeri 1 Tarakan karena pengurus serta pembuatannya ditangani oleh siswa.
Website sekolah yang pernah masuk 16 besar lomba design web tingkat nasional ini memiliki struktur pengurus. Website ini juga memiliki program kerja serta pencapaian tahunan. Taem Website ini memilki struktur yaitu divisi web master, web designer, web content indonesia dan english, web journalist, web photographer dan web publisher. Di setiap divisi dari website ini mempunyai program kerja tahunan yang harus dilaksanakan.
Prestasi website SMA Negeri 1 Tarakan dibuktikan dengan ditandatanganinya kerjasama antara SMA Bekasi untuk perwakilan Jawa, SMA Pinrang untuk perwakilan Sulawesi. Penandatanganan ini dilaksankan mengingat sudah majunya itc di SMA Negeri 1 Tarakan. Kedepan website sma negeri 1 Tarakan tidak hanya mendulang prestasi nasional tetapi juga memperoleh prestasi di tingkat internasional.(oki)
Free school is very good, especially for children who are not able to. I Achmad Subechi, could not agree with the existence of free schools. Because I think a great nation is a nation in which there are smart people in science. The government already has a very good program, live how teachers teach and students who are learning or know will occupy their positions respectively.
Thank you for your attention...
Author by.DANNY ANDRIANO OROH
(dannyandrianoo@gmail.com)
“MENJADI seorang guru bukanlah suatu pekerjaan yang gampang. Namun menjadi seorang guru matematika adalah suatu kebanggaan bagi saya karena itu merupakan impian saya sejak kecil,” ujar Ny. Nissa.
Guru matematika yang saat ini mengajar di SMKN 2 Tarakan, merupakan satu dari sekian banyak guru yang punya segudang pengalaman. Mengawali karirnya sebagai guru sejak tahun 1997 hingga sekarang.
Kelahiran Surabaya, 28 Januari 1969 ini memulai pendidikannya dari TK hingga perguruan tinggi di Kota Surabaya. Memilih jurusan matematika di Universitas Muhamadiyah Surabaya, dengan alasan ia sangat menyukai matematika. Mengapa? Matemtika dianggap induk dari semua ilmu pengetahuan, baik Bahasa Indonesia, biologi, fisika dan yang lainnya.
Ibu dari seorang anak ini berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan penghasilan per bulan kurang lebih Rp 2 juta. Menurutnya penghasilan sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Selama dua belas tahun mengajar, banyak sekali suka maupun duka yang dialaminya. “Dalam proses mengajar pun tak sedikit siswa nakal maupun yang tidak menyukai matematika saya temukan. Namun, hal itu menjadi penyemangat bagi saya untuk terus memotivasi dan mengajarkan ilmu yang saya miliki buat murid-murid saya,” lanjutnya.
Dalam proses mengajar, ia menerapkan metode belajar yang santai dengan memaksimalkan fasilitas yang disediakan oleh negara, sehingga para pelajar menjadi nyaman dan mengerti apa yang diajarkannya.
Hal yang sama juga diungkapkan Sugeng, guru matematika di SMKN 2 Tarakan. Pria yang pernah mengajar di SMP dan SMA Mulawarman ini mengatakan, dalam mengajar ia menggunakan metode pembelajaran yang tujuannya agar para siswa bisa lebih memahami tentang pentingnya pelajaran matematika.
“Metode yang saya gunakan bermacam-macam, ya ada diskusi, ya ada penugasan kelompok, ceramah, terkadang ada latihan terbimbing. Intinya bermacam-macam lah yang penting tujuan saya tercapai,” ujarnya.
Pria berlogat Jawa ini menjelaskan, matematika bukanlah sesuatu pelajaran yang sulit. “Seperti yang kita bayangkan, bahwa metematika dapat dijadikan sebagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari.”
Kelahiran Klaten, 11 Desember 1978 itu lebih menggunakan metode belajar yang bersifat interaktif. Misalnya, menggunakan tips-tips menarik yang dapat membuat muridnya terkesan seperti humor, dan sulap matematika. Tujuannya agar muridnya tidaklah bosan. “Namun, tetap saja ada murid-murid yang tidak memperhatikan pelajaran matematika ini,” tutur Sugeng.
Ada suka dan duka yang dialami Sugeng dalam menghadapi murid-muridnya. “Membuat anak murid saya untuk senang dengan matematika itu susahnya setengah mati. Untuk merubah imej bahwa matematika mudah itu tidak segampang pemikiran saya. Butuh perjuangan yang melelahkan. Sampai sekarang saya belum berhasil mengubah imej anak bahwa matematika itu menyenangkan. Dan sukanya jika saya melihat murid saya sukses dan berhasil.”
Penghasilan pokok yang ia peroleh saat ini sekitar Rp 1.400.000,00. Baginya pendapatan ini sudah cukup untuk menghidupi keluarganya. Saat ini ia hanya memakai bahan ajar yang bisa membuat muridnya menyukai pelajaran matematika.
SMK Negeri 2 Tarakan merupakan salah satu sekolah yang berprestasi di Kota Tarakan. Sekolah terletak di Jalan Aki Balak, awalnya berdiri tahun 1974. Dulu dikenal dengan nama STM Persiapan Negeri Tarakan. Selanjutnya sejak 20 November 1984 berubah menjadi STM Negeri Tarakan. Sekolah yang terdiri dari 1.170 murid dan 140 guru, memiliki segudang prestasi dibidang non akademik maupun akademik.
PRESTASI itu diantaranya pencak silat, kempo, sepak bola, basket, dan futsal. Sedangkan dalam bidang akademik terdiri atas olimpiade-olimipiade tingkat kotamadya maupun provinsi. Prestasi–prestasi lainnya seperti lomba web design, speech contest dan lain-lain .
Tahun 2009, SMKN 2 Tarakan, pernah meraih juara pertama kejuaraan Rektor Cup se-kota Tarakan, sekaligus merebut kembali piala bergilir yang pernah diraih sekolah lain. Sekolah yang kini sedang membangun gedung baru, juga menduduki juara tiga Turnamen Basket tingkat kota.
Prestasi yang membanggakan adalah dikirimnya seorang pelajar SMKN2 Tarakan ke Singapura, untuk mengikuti turnamen catur tingkat internasional. “Saya lupa siapa nama atlet catur kita yang telah kami kirim ke Singapura. Maklum, siswa itu sudah lulus sejak beberapa tahun lalu,” kata Ny Eko Wihandayani, staf tata usaha SMKN2 Tarakan.
Sedangkan di bidang seni, ekstrakurikuler teater sekolah ini juga memberi sumbangsih prestasi. Belum lagi tim barongsai, pernah meraih juara pertama lomba barongsai tingkat internasional. SMK Negeri 2 Tarakan, ternyata mampu menyeimbangkan prestasinya, tidak hanya unggul dibidang non akademik, melainkan juga unggul dalam bidang akademik. Hal itu terlihat dari berbagai macam jenis lomba yang pernah diikuti. Misalnya, lomba cerdas cermat, tercatat sebagai juara tiga. Juara harapan satu dan dua pada lomba IT Contest yang diadakan oleh KNPI Tarakan. Salah satu hasil karya yang menjadi kebanggaan SMK Negeri 2 Tarakan adalah dengan diluncurkan 100 unit netbook merek Advance yang merupakan hasil rakitan para pelajar di sekolah ini.
Apa resepnya? Ternyata ada sistem poin yang diterapkan, untuk memancing para siswa – siswinya agar dapat disiplin sekaligus berprestasi. “Setiap siswa diberikan 100 poin, sebagai umpan agar terus disiplin dan berprestasi. Apabila melakukan suatu pelanggaran, maka poin itu berkurang sesuai pelanggaran yang dilakukan siswa. Jika poin tersebut habis maka siswa harus dikeluarkan dari sekolah. Sebaliknya, jika berprestasi maka pointnya juga akan bertambah,” ujar Ny Eko Wihandayani, salah satu staf tata usaha.
Resep dari Ny Eko, diamini Mukhlis, siswa SMKN2 Tarakan. Bahkan, ia sedikit memberikan tips atau bocoran untuk meraih kesuksesan. “Kiat- kiat untuk dapat berprestasi, kita harus rajin berlatih dan tidak mudah putus asa,” tutur pria yang saat ini tergabung dalam tim unggulan sepak bola SMKN 2 Tarakan.
Salah seorang guru di sekolah ini juga berharap SMKN 2, dapat terus berprestasi melalui jalur–jalur ekstrakurikuler masing–masing dan terus berlatih agar dapat mempertahankan prestasi yang pernah didulangnya. (Kelompok 1/Ketua: Mufidah, anggota: Novita, Rizky Putera, Fajrin, Novitasari)